Hati-hati, Obat ini Bisa Menurunkan Kualitas Air Mani
by: Mr.Ang
Saat Anda hamil, berhati-hatilah dalam mengonsumsi obat. Penelitian baru menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi analgesik ringan selama kehamilan atau yang mengonsumsi obat penghilang rasa sakit selama trimester kedua kehamilan, berisiko melahirkan anak lelaki dengan kondisi testis yang tidak turun (cryptorchidism).
Kondisi ini membuat kualitas air mani menjadi buruk dan risiko kanker testikular menjadi lebih besar. Tim peneliti dari Denmark, Finlandia dan Perancis menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi paracetamol dan ibuprofen, cukup banyak saat hamil, berisiko tujuh kali lebih besar melahirkan anak lelaki dengan cryptorchidism, dibandingkan wanita yang tidak mengonsumsi obat sama sekali.
Trimester kedua kehamilan adalah saat paling sensitif. Penggunaan obat analgesik sebaiknya dihindari pada masa ini untuk mengurangi risiko cryptorchidism.
Seperti dikutip dari Times of India, Ulla Hass dari Technical University of Denmark dan Bernard Jegou dari INSERM (Institut National de la Sante at de la Recherche Medicale) menemukan bahwa analgesik menghambat produksi androgen.
Efeknya dari terhambatnya produksi androgen adalah kekurangan pasokan hormon testosteron pada laki-laki selama periode kritis awal kehamilan saat organ vital pria mulai terbentuk. Peneliti juga menemukan obat analgesik kategori ringan bisa mengurangi level testosteron hingga 50 persen. (umi).
Kondisi ini membuat kualitas air mani menjadi buruk dan risiko kanker testikular menjadi lebih besar. Tim peneliti dari Denmark, Finlandia dan Perancis menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi paracetamol dan ibuprofen, cukup banyak saat hamil, berisiko tujuh kali lebih besar melahirkan anak lelaki dengan cryptorchidism, dibandingkan wanita yang tidak mengonsumsi obat sama sekali.
Trimester kedua kehamilan adalah saat paling sensitif. Penggunaan obat analgesik sebaiknya dihindari pada masa ini untuk mengurangi risiko cryptorchidism.
Seperti dikutip dari Times of India, Ulla Hass dari Technical University of Denmark dan Bernard Jegou dari INSERM (Institut National de la Sante at de la Recherche Medicale) menemukan bahwa analgesik menghambat produksi androgen.
Efeknya dari terhambatnya produksi androgen adalah kekurangan pasokan hormon testosteron pada laki-laki selama periode kritis awal kehamilan saat organ vital pria mulai terbentuk. Peneliti juga menemukan obat analgesik kategori ringan bisa mengurangi level testosteron hingga 50 persen. (umi).
Referensi: www.vivanews.com